Sebuah Dunia Digitalisasi
Oleh :Alfandy Usman, Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)
“Dunia digital memiliki ciri unik;
Apa pun yang ia sentuh akan kehilangan nilainya.”
(Satoru Iwata)
Cukup dengan menggunakan smarphone lampu pada kamar bisa anda matikan dan nyalakan sesuka hati, bahkan intensitas cahayanya pun bisa diatur. Smarphone kini merupakan bagian baru dari anotomi pada tubuh manusia. Setiap dekade zaman berdasarkan perubahan simbol dan norma budaya, sebagaimana diungkap oleh Jurgen Habermas tentang perspektif ontologis sosial masyarakat modern melalui tndakan komunikatif, bahwa masyarakat harus dipandang sebagai sistem dan dunia secara bersamaan kemudian berkembang dengan sendirinya dan tumbuh secara berjarak dan terpisah dari kehidupan dunia.
KELAMIN DIGITAL
Dalam perkembangannya teknologi saat ini mesin mampu menentukan masa subur, atau kesehatan kelamin seseorang. Tanpa harus ke klinik atau rumah sakit, hal ini memungkinkan efesiensi waktu juga tenaga yang dikeluarkan serta menghemat biaya bahan bakar. Tidak usah khawatir sekarang bisa melalui website atau aplikasi dengan memasukkan jawaban-jawaban dari pertanyaan yang diberikan maka terapi obat pun bisa segera dilakukan. Tidak hanya dokter yang menerima diagnosis juga perusahaan asuransi, bahkan pemerintah sebagai bagian untuk mengajukan premi asuransi. Dan jangan lupa data tentang kelamin anda kini menjadi bagian dari data publik.
Manusia yang memahat sejarahnya sendiri di dalam dunia baru dengan menciptakan kecerdasan buatan akan terus berlanjut hingga pada masalah fundamental tentang biologis pun tak luput. Alam dunia digital. Gaya bercinta, desahan, durasi, suhu ruangan dan cahaya pada kamar semua bisa direkomendasikan, dengan mengetik beberapa kata kunci maya dapat melayani dengan tubuh organis yang terpisah dari naluri cinta dan kasih sayang. Negara sekaliber Jepang dengan teknologi modern kini mengalami krisis populasi dan resesi seks, perkawinan sebagai pengambangan mahligi rumah tangga dianggap tak menguntungkan, kita semua menjadi saksi dari revolusi ini.
Haldi atas menjadi mungkin karena revolusi digital yang dipicu oleh perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesatmembuat manusia tidak lagi bisa dipisahkan dari mesin. Pola produksi, gaya bercinta dan semua hal kini terhubung secara virtual.
MEMAKNAI DIGITAL : MANUSIA DALAM WWW
Revolusi digital dimulai pada dekade 1980-an ketika komputer menjadi barang publik. Tidak hanya digunakan oleh instansi besar ataupun negara. Asalkan sanggup membayar.
Periode pertama revolusi digitas ditandai oleh perkembangan telepon, ditemukannya energi batu bara serta pembangunan jaringan rel kereta api secara luas. Hal ini menjadi wajah baru peradaban manusia.
Paruh kedua ditandai dengan meluasnya penggunaan telepon, ditemukannya minyak sebagai sumber energi serta hadirnya mobil sebagai alat tranportasi dengan teknologi menggunakan bahan bakar minyak. Maka kehidupan manusia menjadi begitu cepat, dunia menjadi begitu berkembang dan terhubung.
Peradaban yang ketiga memuncak pada tiga hal yakni meluasnya penggunaan ponsel cerdas, ditemukannya energi terbarukan dengan memanfaatkan panas matahari dan angin serta lahirnya Artificial Intalegen atau kecerdasan buatan yang memungkinkan pemakian model transportasi baru tanpa pengemudi. Kita berada pada pusaran kesepian dan keterasingan dari logika mekanistis yang tak berujung lagi bertepi.
Digitalisasi dalam kehidupan manusia sudah tidak dapat dipisahkan, dari Homo Sapiens manusia dalam era digital dikategotikan sebagai Homo Digitalis yang mengalami pergeseran pada respon lingkungan akibat perkembangan zaman. Babak baru kehidupan manusia telah dimulai, bisa dikatakan dunia digital saat ini masih memasuki tahap awal atau fase purba dalam perkembangannya.
Segala sektor dalam kehidupan manusia kini bersinggungan dengan digitalisasi. Disamping itu perkembangan digitalisasi yang pesat memberikan banyak kemudahan dan keuntungan bagi aspek kehidupan secara keburukan maupun kebaikan. Potensi manusia yang arkhais telah menggiring manusia pada kepuasan bahwa melalui teknologi canggih adalah jalan merawat zaman dengan mempermudah kehidupan manusia, maka jangan heran jika teknologi mampu meniru fungsi kognitif dari manusia.
Fitrah manusia yang menjadikannya berkeinginan suci dan koadratnya yang membuat ia cendrung pada kebenaran dihantam anomali dalam berkehidupan yaitu paradoks jarak dan informasi, kurangnya kemampuan kritis dan hilangnya nilai dari seni yang digandakan, serta arti kehidupan manusia ditengah kebingungan dengan perubahan yang berjalan begitu cepat.
Tinggalkan Balasan