Selayang Pandang Perjalanan Rusihan Jafar

M Irsyad PojokLima
Calon Bupati Halmahera Selatan, Rusihan Jafar.

Oleh : Sefnat Tagaku

Rusihan Jafar atau kerap disapa abang Cian, merupakan salah satu politisi di Maluku Utara (Malut) asal Makeang-Kayoa yang terbilang sukses dalam jenjang karirnya. Dia berasal dari suatu desa di Kecamatan Kayoa, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), yakni; Desa Guruapin.

Dilahirkan pada 6 Oktober 1977, dengan situasi hidup yang biasa dialami oleh orang-orang pada umumnya. Dalam konteks hidup yang serba pas-pasan, Rusihan tak meredup mimpinya untuk menjadi orang sukses agar dapat membantu orang banyak. Karenanya, dia begitu disiplin dalam menekuni bangku pendidikan.

Tercatat, Rusihan memulai langkah pendidikannya dari Sekolah Dasar (SD) Inpres Khatulistiwa Kayoa dan menyelesaikannya pada tahun 1990. Di tahun yang sama, Rusihan melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Madrasah Tsanawiyah Kayoa, lalu menyelesaikannya pada tahun 1993. Dia kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Kartini Kayoa dan sukses menyelesaikannya pada tahun 1996.

Di tengah situasi bangsa yang krisis akibat kepemimpinan otoriter yang masif, Rusihan tak menghentikan langkahnya untuk meraih pendidikan tinggi. Dia kemudian melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi (PT) Universitas Khairun (Unkhair) Ternate dan menuntaskannya pada tahun 2002.

Sepanjang bermahasiswa di Unkhair, Ternate, Rusihan menambah pengetahuannya dengan menggeluti organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Sebagai seorang intelektual yang berproses ditengah situasi bangsa dan daerah yang begitu sulit, ada banyak hal yang dipelajari untuk dijadikan sebagai bekal masa depan.

Selain berproses di PMII Cabang Ternate, Rusihan juga terlibat aktif dalam aktivitas Ikatan Sarjana Alumni Nahdatul Ulama (ISNU) Provinsi Maluku Utara. Ini sebagai bukti kongkrit, bahwa sosok Rusihan benar-benar diproses dan diayun dengan ruang-ruang ide dan gagasan sebagai bentuk pembelajaran dirinya untuk mempersiapkan diri menjadi pemimpin.

Berkat kematangan berorganisasi, serta ketekunan dan kegigihannya dalam melihat berbagai realitas sosial yang menggerogoti kebatinannya, Rusihan lalu memutuskan diri untuk terjun ke dunia politik. Keputusan ini tentu berdasar pada gerakan hati ditengah carut marutnya situasi politik di daerah. Di dunia politik, Rusihan menjadi tokoh yang terbilang sukses.

“Jenjang Karir Politik Rusihan Jafar”

Sejak Halmahera Selatan dimekarkan menjadi Kabupaten di Provinsi Maluku Utara pada tahun 2003, satu tahun setelah itu digelar Pemilihan Legislatif (Pileg) perdana, tepatnya tahun 2004. Rusihan dikala itu yang baru dua tahun mendapatkan gelar Sarjana lansung mengikuti kontestasi tersebut dengan daerah pemilihan Makeang-Kayoa.

Berhadapan dengan para tokoh-tokoh hebat di Makeang-Kayoa, tentu bukan suatu hal yang gampang. Apalagi diusianya yang terbilang masih sangat muda. Meski di situasi yang demikian, Rusihan menunjukan kemampuan dan pengalamannya selama mengikuti organisasi pergerakan. Hasilnya, Rusihan berhasil dihantarkan oleh rakyat ke kursi parlemen untuk periode, 2004-2009.

Sebagai seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) pada kabupaten yang baru saja dimekarkan, ada banyak tantangan yang dihadapi Rusihan bersama rekan-rekannya waktu itu. Apalagi disaat itu, Halmahera Selatan ikut mengalami konflik ‘berdarah’ yang masih butuh sentuhan rekonsiliasi. Namun semua itu bisa dilalui, termaksud ikut merumuskan program pemerintah terkait Pendidikan dan Kesehatan Gratis.

Kepeduliannya yang menyentuh masyarakat, Rusihan akhirnya kembali dipercayakan oleh rakyat Makeang-Kayoa untuk menjadi DPRD yang kedua kalinya. Pada periode 2009-2014, Rusihan juga berhasil menduduki posisi wakil Ketua di DPRD Halmahera Selatan. Di tahun 2014, putera Makeang-Kayoa itu lalu mencalonkan diri sebagai anggota DPRD di Provinsi Maluku Utara, dan kembali berhasil meraih kemenangan.

Perjalanan satu tahun sebagai DPRD Provinsi Maluku Utara, Rusihan kemudian membulatkan niat dan tekad untuk ikut bertarung sebagai Calon Bupati Halmahera Selatan yang berpasangan dengan Benny Parengkuang, pada Periode 2015-2020. Meski dikala itu keberhasilan belum diraih, namun semangat mendorong gagasannya untuk kemajuan daerah terus dikibarkan.

Berkat menjadi sosok yang peduli dan bersahaja serta merangkul semua golongan, Rusihan lalu kembali dipercayakan sebagai DPRD Provinsi Maluku Utara, pada periode 2019-2024, dan menduduki posisi sebagai Ketua Komisi III. Perjalanan politiknya terus ditempuh dengan baik, maka tak heran, pada Pileg 2024, Rusihan kembali terpilih menjadi DPRD Provinsi Maluku Utara untuk periode 2024-2029.

Di tahun yang sama (2024), Rusihan melihat ada banyak problem yang tak kunjung diselesaikan oleh pemerintah daerah Halmahera Selatan diberbagai aspek kehidupan. Bagi Rusihan, mulai dari persoalan politik, ekonomi, budaya, infrastruktur, serta Sumber Daya Manusia (SDM), masih menjadi PR besar di daerah berslogan Bumi Saruma ini.

Karenanya, dia lalu mengambil keputusan untuk kembali mencalonkan diri sebagai Bupati Kabupaten Halmahera Selatan, dan berpasangan dengan Muhtar Sumaila (politisi asal pulau Obi) pada periode 2024-2029. Langkah ini dilakukan Rusihan, untuk dirinya mendedikasikan diri terhadap daerahnya, Bumi Saruma.

“Rusihan Jafar dan Tekad Kepemimpinannya”

Memiliki pengalaman luar biasa di dunia politik yang dilengkapi dengan pengetahuan intelektual yang cukup, rupanya Rusihan mampu merumuskan tantangan dan peluang pembangunan di daerah yang memiliki luas wilayah sebesar 8.779,32 km2, dengan kondisi sosial masyarakat yang beragam.

Kemampuan itu terlihat dalam rumusan program kerja yang tertuang kedalam visi dan misi dirinya bersama Muhtar Sumaila.  Dalam wujud Visi dengan menyuguhkan tagline “Halmahera Selatan Hebat”, sekurangnya ada 5 point yang menjadi subtansinya, yakni menjadi pemimpin yang demokratis, transformasi, transparansi, amanah dan berkeadilan.

Ini tentu menjadi komitmen mutlak seorang Rusihan Jafar ketika menjadi pemimpin di Halmahera Selatan. Komitmen ini pula menjadi sebuah langkah pembenahan pemerintahan yang ada di Bumi Saruma, sebagai wujud pelayanan yang harus dikedepankan dalam proses berpemerintahan.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh seorang pahlawan bangsa yang berasal dari Timur Indonesia, dr. Johanes Leimena (Om Jo), bahwa ‘politik adalah etika untuk melayani’, begitu pula yang diyakini dan dipraktekan oleh tokoh politisi muda yang dimiliki Halmahera Selatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini